Masih
ingatkah anda dengan tokoh Gatot kaca? Seorang tokoh protagonist dari cerita
mahabarata, Raden
Gatotkaca adalah putera dari Raden Wrekudara, seorang
anggota keluarga dari Pandawa. Kesaktian Gatotkaca dikisahkan luar biasa, ia
mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, dan mampu mengalahkan seribu
musuh dengan sekali serang. Raden Gatotkaca terkenal dengan julukan "otot kawat tulang
besi". Sekuat itukah kawat? Sehingga sanggup mengalahkan banyak musuh dan
mampu terbang ke langit.
Mari kita selidiki benda
keramat peninggalan Gatotkaca yang disebut kawat. Kawat adalah benda yang terbuat dari logam yang dibentuk panjang dan lentur.
Kawat merupakan bendar penghantar listrik, Kawat
mempunyai banyak bentuk dan ukuran, kawat yang pertama digunakan dalam era
modern, digunakan dalam poros vertical sebagai kabel pengangkat di sebuah
tambang perak di gunung Harz Jerman pada tahun 1834 sampai 1854, masih berupa
penemuan berteknologi sederhana. Tiga potong kawat besi tempa, semua dalam
ukuran yang sama, dipilin satu sama lain menggunakan tangan, membentuk
sebuah jalinan. Berikutnya, tiga atau empat jalinan yang sama dipilin kembali
dengan cara yang sama untuk membuat tali. Proses ini serupa dengan tehnik
pembuatan tali rami di masa prasejarah.
Wire rope (tali
kawat) buatan tangan ini, yang kemudian dikenal sebagai Tali Albert (dinamai
sesuai nama William Albert, pekerja Tambang Harz yang menemukannya pertama
kali), tidak terlalu fleksibel karena kawat-kawatnya berukuran relatif besar
dan kaku. Tapi wire rope tersebut telah mampu memberikan manfaat yang lebih
baik dibanding rantai ataupun tali rami, pada penggunaan kerekan, drum, ataupun
roda yang besar. Karena bila menggunakan Rantai cenderung patah tiba-tiba,
tanpa tanda-tanda sebelumnya. proses pembuatan tali Albert yang tidak
praktis dan memakan waktu menjadi penyebab kurangnya uji coba pada
pemakaian atau aplikasi lain dari tali ini.
Semakin
berkembangnya teknologi, akhirnya lahirlah proses yang dinamakan wire drawing (penarikan kawat) proses
ini merupakan suatu proses pembentukan logam dengan cara menarik kawat
batangan, melalui dies (cetakan) oleh
gaya tarik yang bekerja pada bagian luar dan ditarik keluar dari cetakan.
Bagaimana?
Sudah lumayan mengerti tentang kawat? Bila sudah, sekarang mari ambil salah
satu contoh yang familiar bagi kita yaitu Kawat Nikelin. Kawat Nikelin biasa
disebut dengan kawat element pemanas. Sumber panas yang berasal dari listrik
dapat digunakan pada lampu pijar dan
alat pemanas yang terbuat dari kawat Nikelin. Alat pemanas yang telah dibuat
secara khusus untuk mengubah daya listrik menjadi panas, sebenarnya elemen
panas terbuat dari kawat Nikelin yang banyak dijual di pasaran. Contoh pengunaan
kawat nikelin yang terbungkus isolasi seperti elemen panas pada magic jar, dan
setrika.
Semakin
majunya pemikiran masyarakat, semakin karikatif pula pengaplikasian kawat nikelin oleh masyarakat, bahkan saking kuatnya kawat nikelin ini sampai-sampai
kawat nikelin yang terkenal kuat dan gagah ini digunakan untuk memancing oleh
banyak orang yang hobi memancing, atau yang biasa kita sebut mancing mania,
kawat nikelin digunakan oleh para mancing mania bila mereka memancing di laut
dan berniat memancing ikan predator bergigi tajam, kawat nikelin sengaja
digunakan sebagai senjata untuk memburu predator laut bergigi runcing. Sudah
banyak pemancing yang mempersenjatai alat pancingnya dengan nikelin. Alat
berupa kawat dengan panjang antara 15 cm–20 cm ini ditempatkan di antara mata
kail dengan ujung benang pancing. Fungsinya, agar mata kail tidak terlepas
akibat benang pancing putus digigit ikan. Sebaiknya gunakan nikelin bila
mancing di laut karena banyak ikan predator bergigi tajam dan mempunyai
kemampuan gesit saat berenang.
Menarik
bukan? Setelah mempelajari sedikit tentang kawat, tidak ada salahnya bila kita
mempelajari juga tentang Gatotkaca, karena Gatotkaca juga merupakan bagian
sejarah Indonesia yang wajib untuk diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar